Sungai Bersih Demi Hutan Lestari

Sungai Bersih Demi Hutan Lestari

Sibuk bekerja di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Malang tak menyurutkan semangat Heni Fitriyawati S.Ak  peduli lingkungan. Bersama Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Wonosari Kecamatan Ngajum,  wanita 32 tahun ini aktif menanam pohon. Juga melakukan kegiatan susur sungai. Aksi itu dilakukannya rutin. 

“Kegiatan tanam bibit pohon kami lakukan setahun dua kali. Sedangkan susur sungai membersihkan sampah setiap dua minggu sekali,’’ katanya.  

Elza, sapaan akrab  Heni Fitriyawati  mengatakan kepeduliannya bersama warga  terhadap lingkungan  lantaran rumahnya berada di kawasan hutan. 

Kepeduliannya tumbuh sejak masih kecil. Karena sang ayah Sukoyo dan ibunya Adevera sering mengajak ke dalam hutan. Diceritakan Elza, ayahnya seorang petani. Sering ke hutan untuk menanam pohon. Kemudian ditirunya.“Awalnya tidak intens. Hanya saat mood aja,’’ kata dia. 

Tahun 2013 lalu di Dusun Wonosari Desa Wonosari terjadi banjir bandang. Banyak rumah rusak parah akibat banjir dan longsor saat itu. Hal itulah yang membuat kepedulian Elza kepada lingkungan semakin meningkat. 

Dia bergabung dengan LMDH Wonosari. Aktif dalam beragam kegiatan untuk kelestarian lingkungan. “Kami tanam bibit pohon. 

Bibit yang kami pilih selain sengon juga buah-buahan, yang batangnya keras. Karena selain akarnya dapat menahan air saat hujan deras, jika musim panen bisa dimanfaatkan  warga,’’ ceritanya. 

Bibit buah yang kerap ditanam  yakni nangka, alpukat dan durian. Dia mengatakan, menanam bibit tanaman di  hutan tak semudah menanam di area yang datar. 

BACA JUGA : Ini Alasan Hutan Tanaman Indonesia Terhambat Ikuti Sertifikat FSC

Dengan kontur tanah yang berliku dan terjal, serta jenis tanah yang gembur memberi tantangan tersendiri bagi dia dan warga untuk menanam bibit. Tak jarang   harus terpeleset dan jatuh saat sedang asyik menanam. “Ya itu adalah warnanya. 

Karena lingkungan kami di hutan. Alhamdulillah, selama ini tidak pernah mengalami cedera yang serius,’’ katanya. Wanita kelahiran 4 Febuari 1990 ini mengaku setiap dua minggu sekali melakukan penyusuran hutan sambil berolahraga. 

Tujuannya  identifikasi kondisi hutan. Kalau ada area yang mulai gundul, dia pun langsung mengatakan kepada ayahnya kemudian dilakukan penanaman. 

“Ya itu saya lakukan saat pulang ke rumah dua minggu sekali. Saat pulang, aktivitas pagi menyusur hutan sambil olahraga, siangnya susur sungai mengumpulkan sampah,’’ ungkap Elza.   

Meskipun dilakukan secara rutin, namun sampah yang dikumpulkan dari sungai tetap banyak. Padahal edukasi dan sosialisasi tentang larangan membuang sampah di sungai terus digencarkan. Faktanya tetap banyak sampah di sungai. 

“Kami tidak mau saling menyalahkan siapa yang membuang. Prinsipnya kami terus mengajak masyarakat agar tidak membuang sampah,’’ kata dia. Kepeduliannya terhadap lingkungan karena sadar pentingnya hutan dalam kehidupan. 

“Tidak untuk saat ini, tapi kami ingin hutan ini lestari, sehingga anak cucu kita nanti bisa menikmati indahnya hutan,’’ ungkapnya. Perjuangan Elza lainnya berupa terus memberikan dukungan kepada lembaga-lembaga atau instansi yang melakukan kegiatan untuk kelestarian hutan dan lingkungan. Salah satunya memberikan donasi untuk pembelian bibit pohon.  

Selain itu Elza juga terus mengajak warga   selalu menjaga lingkungan, tetap hijau, tidak melakukan pembalakan liar  dan selalu menjaga kebersihan sungai dengan tidak membuang sampah. “Ya itu yang bisa saya lakukan. Harapan kami simple. 

Kami ingin, lingkungan asri. Hutan kami lestari dan sungai kami kembali bersih itu saja, untuk masa depan yang lebih baik,’’ tandasnya.

sumber : malangposcomedia

Comments

Popular posts from this blog

Tipe Hutan yang Paling Besar Menyimpan Karbon

43 Juta Ha Lahan Hutan Tumpang Tindih dengan Tambang hingga Sawit

Berikut Upaya Dishut Sultra Untuk Pulihkan Daerah Aliran Sungai